Gambar: M Reza A Syadik |
Morotainews.com - Jakarta - M. Reza A. Syadik Koordinator pusat Jaringan Aksi Solidaritas Membela Rakyat Jakarta (JAS-MERAH) mengatakan, Aroma kepanikan menghantui Inkamben, ada pengalaman sejarah pertempuran kontestasi demokrasi di Kabupaten Halmahera Selatan yang mana mewarnai peta pertarungan politik daerah, dimana sejak 2004 hingga 2024 putra Makayoa selalu mewarnai pertarungan dengan kompetitor yang lebih dari satu, dan Makayoa seringkali kalah dalam percaturan politik di Negeri Saruma Kab. Halmahera Selatan, akan tetapi pasca 2021 munculnya kompetitor tunggal, Makayoa melalui HI Usman Sidik meraih kemenangan, hal ini tentu ada kesan kehawatiran peta politik yang memungkinkan akan terjadi kembali setelah melihat Kandidat Bupati 01 tunggal.
Saat ini Rusihan Jafar adalah satu-satunya Calon Bupati tunggal Kab. Halmahera Selatan 2024 yang berasal dari Makean Kayoa (Makayoa), tentunya sangat mungkin adanya frekwensi persatuan ditubuh Makayoa, dilain sisi, banyak program yang di canangkan Almarhum HI Usman Sidik yang mana terkesan sekaan tidak ditindak lanjuti, setalah Bassam Kasuba menjabat Bupati Halmahera Selatan, semisal Jalan lingkar Kayoa Selan dan Jalan lingkar pulau makean, juga pembangunan Rumah Sakit Pratama Pulau makean yang mana mangkrak.
Kehawatiran terus diselimuti Patahana, Inkamben Bassam Kasuba yang ikut serta sebagai calon bupati Halmahera Selatan, hal itu bisa dilihat secara seksama melalui hipotes bahwa ada upaya pencitraan untuk menarik simpati dan mencari suaka politik pada tokoh-tokoh Makayoa seperti Pak Thaib Armayin mantan Gubernur Maluku Utara.
BeradarNya Foto Bassam Kasuba bersama Pak Thaib Armayin adalah kejalah ketakutan, akan tetapi justru hal itu akan membaut Kelompok kaum muda makayoa dari mulai Intelektualnya akan lebih kokoh dan kuat untuk merapatkan barisan dalam persatuan yang utuh.
Prinsipnya kaum intelektual tidak mudah masuk dalam susana jebakan, toh peran kaum muda untuk terlibat memberikan hak memilih menjadi bagian penting, untuk menghentikan segala kebohongan yang akan di ciptakan melalui skenario mengumbar janji, cukuplah sangat terasa, pulau makean dan kayoa selalu ditinggalkan dari pembangunan infrastruktur seperti jalan, padahal itu penting menjadi akses masyarakat dalam menggerakan ekonomi daerah.
Akselerasi infrastruktur jalan Makayoa selalu di anak tirikan, tentu ini menjadi keresehan bersama, untuk itulah kesadaran bangkit kiranya perlu adanya pemerataan bukan malah hanya berfikir kawasan ibu kota saja.
Kita tidak dalam memposisikan keberpihakanx tetapi, bagi kami saat ini butuh adanya pemimpin baru yang peduli akan daerah, bukan hanya sebatas Makean-Kayoa saja, tetapi juga pembangunan Infrastrukturl jalan wilaya yang masuk dalam kategori Halmahera Selatan seharusnya dilakukan, sejauh ini kitorang tahu bahwa Ketertinggalan akses jalan menjadi fakta yang tidak bisa dinafikan di Halmahera Selatan, selain daripada itu masih banyak lagi.
Jika kita kembali mengevaluasi Pemerintahan Bassam Kasuba, maka yang kita temukan adalah hilangnya distribusi keadilan, lantas bagaimana mungkin Pemuda dan kelompok intelektual bisa mempercayai kembali, kita katakan dengan tegas, bahwa kita akan malawan, bukan berarti melawan Bassam Kasuba sebagai manusia, tapi melawan segala kebijakan sepihak yang menganak tirikan Makayoa.
Meminjam bahasa Tan Malaka didalam buku yang berjudul "Gerilya Bawah Tanah", Tan Berkata : Bersama Kita Memukul, Berpisah Kita Menyusun