M Reza A Syadik, Ketua Umum PB Formmalut Jabodetabek |
Morotainews.com - Jakarta - Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) tentunya menjadi beban rakyat di seluruh tanah air Indonesia, di tengah situasi rakyat mencekam, akibat dari tekanan pandemi Covid 19 yang sampai saaat ini masih belum usai.
Pada 3 Agustus 2022 lalu, PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga tiga jenis BBM-nya di seluruh SPBU, hal ini begitu sangat berdampak buruk bagi kehidupan rakyat akar rumput (low Class).
Karena dalam segala aktivitasnya memiliki ketergantungan pada alat transportasi yang menggunakan bahan bakar minyak. Hal ini seharusnya di fikirkan oleh pemerintah secara Nasional, sebab masyarakat paling bawah akan sangat berdampak.
Pemerintah Pusat suda harusnya lebih memfokuskan diri bagaimana melakukan pemulihan ekonomi Nasional, bukan malah meciptakan penderitaan baru yang akan di rasakan rakyatNya.
Melonjaknya harga BBM, menjadi pertanyaan besar, tentang keberadaan pemerintahan JOKOWI-MA’RUF AMIN, apakah pro-rakyat atau tidak?.
Hal ini menjadi kritikan keras terhadap kebijakan PT. Pertamina (Persero) dan pada umumnya yang memiliki relasi kebijakan di tubuh kementrian.
"Kami menegaskan melalui PB-FORMMALUT Jabodetabek, menolak keras kenaikan harga BBM di seluruh Indonesia." Ucap Ketum PB Formmalut
Meminjam bait iwan fals sebagai bentuk kritikan pada rezim yang saat ini menaikan harga BBM, Ketua Umum PB-FORMMALUT Jabodetabek Moh. Reza A. Syadik menyentil ”BBM naik tinggi susu tak terbeli, orang pintar tarik subsidi mungkin bai kurang gizi."
"Naiknya harga BBM, bagi kami menyiksa rakyat, bila pemerintah tidak mau mendegarkan keluh kesah rakyatnya, maka protes terhadap kebijakan akan kami serukan, dalam konsolidasi untuk turun menggelar demonstrasi agar pemerintah segera turunkan harga BBM." Tutup Reza